| PARTAI HANURA |
|
| Polling Saat Ini |
|
|
| HANURA KOTA PEKALONGAN |
|
| Galery Foto |
|
|
| Hanura Peduli |
 |
| Pesan Online |
Free shoutbox @ ShoutMix
|
| 4 PAC Terbentuk |
| Pekalongan Barat , Pekalongan Selatan, Pekalongan Timur dan Pekalongan Utara |
|
| Masih adakah kebenaran di Bumi Pertiwi ini ? |
| Minggu, 21 September 2008 |
Hari ini beribu orang berlomba mencari simpati, mencari simpati dari anak anak negeri yang memiliki kedaulatan sejati, Sperti serigala mereka saling teriakan janji janji penuh simpati. Semua hanya karna sebuah imajinasi yang penuh ambisi.
Read more!
|
posted by Sugeng Indiarso SH @ 07.46  |
|
|
|
| PAN-Hanura-PBR Jajaki Koalisi |
|
Soetrisno Bachir (PAN) bersalaman dengan Wiranto (Partai Hanura) disaksikan Bursah Zyarnubi (PBR)
Sabtu, 20 September 2008 | 22:33 WIB JAKARTA, SABTU - PAN, Partai Hanura, dan PBR akan melakukan koalisi menyongsong pemilu 2009. Ketiga ketua umum partai, bertemu dan menjajaki kemungkinan koalisi alternatif tersebut di rumah Sutrisno Bachir, di kawasan Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (20/9) malam. Menurut Ketua Umum Hanura, Wiranto, sebagai bangsa dan negara yang besar, Indonesia tidak bisa dijalankan oleh satu partai saja. "Karena pemerintah yang kuat, adalah pemerintah yang didukung oleh banyak partai. Jadi diperlukan adanya koalisi antarpartai," kata Wiranto. Wiranto mencontohkan, sebagaimana zaman Orde Baru mampu menjalankan proses pemerintahan yang kuat, karena didukung oleh Golkar yang saat itu menjadi kekuatan tunggal penyokong pemerintahan. "Golkar menjadi majority saat orba, tapi setelah era reformasi kita tidak bisa melakukan itu. Jadi pemerintahan harus dibangun dengan koalisi antar partai," lanjutnya. Namun Wiranto membantah, jika koalisi yang akan dibangun bersama dengan PAN dan PBR nantinya sama dengan koalisi yang telah dilakukan oleh pemimpin bangsa Indonesia saat ini. "Kalau sekarang kan koalisinya itu urunan. Jadi saat menentukan kabinet, presiden yang berkuasa melibatkan kader partai yang mendukungnya," beber Wiranto. Mantan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan era Presiden Abdurrahman Wahid tersebut mengatakan, itu tidak akan berlaku dalam koalisinya. Sebab bila yang terpilih menjadi pemimpin nantinya dari koalisi tersebut, maka orang yang terpilih mengisi kabinet adalah mereka yang memiliki kemampuan dan berkualitas. "Walaupun berasal dari partai pendukung koalisi, tapi yang menempati jabatan adalah mereka yang mempunyai kemampuan dalam membangun bangsa," ujar Wiranto.
Read more!
|
posted by Sugeng Indiarso SH @ 07.14  |
|
|
|
| Sejumlah Kader Hanura Mengundurkan Diri |
|
Jakarta, RM. Keputusan DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) menetapkan suara terbanyak 15 persen dalam menetapan caleg, jadi blunder. Kini, banyak kader yang kecewa terhadap keputusan tersebut, bahkan sudah ada yang mengundurkan diri.
 Kekecewaan sejumlah kader itu diungkapkan Etty Robiah Afdhal, Wasekjen Departemen Pemberdayaan Perempuan DPP Hanura, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurutnya, beberapa kader tidak setuju soal aturan penetapan caleg di Hanura, yaitu berdasarkan suara terbanyak dengan minimal mendapat 15 persen suara dari bilangan pembagi pemilih (BPP). Hal itu, menurutnya, tidak menghargai kerja keras para kader terhadap partai.
"Mereka ingin seperti Partai Golkar dengan suara terbanyak. Atas keputusan tersebut, beberapa kader bahkan sudah ada yang mengundurkan diri karena keberatan dan tidak setuju dengan keputusan tersebut," kata Etty.
Hal senada juga dilontarkan Wakil Ketua Departemen Perhubungan DPP Hanura Didi Apriadi. Menurutnya, DPP seharusnya menggunakan suara terbanyak murni karena bisa membangkitkan semangat kader.
"Kini caleg yang berada di nomor urut banyak sudah tidak semangat karena untuk mencapai 15 persen dari BPP sangat sulit," kata Didi.
Selain itu, Didi juga mempertanyakan kriteria DPP Hanura dalam menepatkan kadernya di nomor urut jadi, seperti nomor satu dan dua.
Menurutnya, ada tiga persoalan, pertama, keriteria membantu partai itu sangat subyektif. Kedua, pembuktian di lapangan tentunya berbeda dan fakta di Pemilu 2004 untuk mencapai 15 persen suara sangat sulit.
Padahal lanjutnya, kalau DPP menggunakan suara terbanyak tanpa ada batasan kuota, justru memberikan keuntungan bagi DPP. Di antaranya, meminimalisir konflik, menghindari KKN, tidak ada caleg yang berleha-leha, masing-masing kader teruji ketokohannya dan target merebut 20 persen kursi di DPR cukup terbuka.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Hanura Wiranto menegaskan, bahwa keputusan partainya memakai suara terbanyak dengan 15 persen perolehan suara minimal, sudah menjadi keputusan.
"Nomor urut masih kita pakai tetapi angka yang mengeliminasi nomor urut bukan 30 persen dari BPP, tetapi 15 persen dari jumlah pemilih," kata Wiranto seusai menyerahkan daftar caleg di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol Jakarta, kemarin.
Tambahnya, semua caleg yang didaftarkan Hanura sudah melalui verifikasi yang ketat, baik faktual maupun administrasi. "Saat pendaftaran mereka sudah disodori perjanjian, kalau terpilih nanti dan terkena masalah hukum, mereka akan langsung direcall," kata.
Wiranto yang datang ke kantor KPU didampingi Sekjen Yus Usman Sumanegara menyerahkan 640 caleg dari 77 daerah pemilihan (dapil).
Rakyat Merdeka | Rabu, 20 Agustus 2008, 06:30:41
Read more!
|
posted by Sugeng Indiarso SH @ 06.38  |
|
|
|
| Kerja Keras, Bersyukur dan Peduli Terhadap Sesama |
|
Jakarta, Media Centre – Ketua Umum Partai Hanura, H. Wiranto, SH mengemukakan bahwa untuk dapat mencapai apa yang diinginkan kita harus bekerja keras, bersyukur kepada Tuhan YME dan selalu peduli terhadap sesama. Hal tersebut disampaikan Wiranto dalam wawancara dengan Koran Harian Indonesia Business Today, di Jakarta, Selasa (16/9). Dalam berkerja keras, Wiranto mengikuti falsafah air yang terus mengalir dari hulu ke hilir tanpa pernah berhenti, apa pun rintangannya. Dengan bekerja keras akan diperoleh anugerah yang perlu untuk disyukuri dengan cara selalu peduli terhadap sesama. Wiranto mengajak kader Hanura untuk terus peduli terhadap sesama sesuai dengan moto partai yaitu “Tiada Hari Tanpa Berbagi dan Aksi”. Wiranto juga mengingatkan bahwa hidup ini adalah pengabdian, hidup ini bukan semata-mata mencari makan. Kalau hidup kita jadikan pengabdian maka hidup ini akan terasa sangat indah. “Kita mengabdi kepada sesama dan itu akan menciptakan keindahan di muka bumi,” kata Wiranto. Sebagai seorang yang telah mengenyam kehidupan sangat luas, Wiranto merasakan kebahagiaan hidup yang paling dalam tatkala dekat dengan Tuhan. “Sentuhan kasih Tuhan tak terasa dapat membuat kita menangis bahagia,” kata Wiranto. Menurut Wiranto, kebahagiaan dekat dengan Tuhan, kebahagiaan pada saat sujud syukur tidak dapat dibandingkan dengan kebahagiaan material. Hubungan kita dengan Tuhan sebenarnya tergantung kepada kita sendiri. Seperti lagu “Tuhan” yang dinyanyikan Bimbo, kalau kita jauh maka Tuhan juga akan jauh, tetapi kalau kita dekat maka Tuhan akan juga akan dekat. “Tuhan Maha Kasih dan Maha Tahu, setiap saat pancaran kasihnya tidak pernah berhenti. Tuhan itu maha segala-galanya,” kata Wiranto. Selanjutnya, Wiranto mengingatkan bahwa dalam menghadapi kehidupan ini kita tidak boleh putus asa. Kita tidak boleh dan jangan pernah berputus asa karena orang yang berputus asa itu sebenarnya orang mati. “Sebagai orang yang masih hidup kita mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan problem yang kita hadapi,” tambah Wiranto. Kalau kita bekerja keras, bersungguh-sungguh akan dapat mengatasi persoalan hidup. Caranya adalah dengan berpikir, mencari solusi dan berani mengambil langkah untuk menyelesaikan persoalan. Kita harus terus dinamis untuk hidup dan untuk menyelesaikan masalah. “Tidak ada kata putus asa bagi orang yang masih hidup,” kata Wiranto. Selain itu, Wiranto juga mengajak kita semua untuk terus bersemangat berjuang agar wajah Indonesia menjadi lebih baik. “Semangat adalah satu kata di mana kita dapat ikut mengisi kehidupan, semangat kita ikut menegakkan republik ini, dan semangat agar kita tidak menjadi sampah masyarakat,” kata Wiranto. Dengan terus bersemangat, bekerja keras dan terus berdo’a memohon kepada Tuhan YME maka kita akan mendapatkan anugerah yang luar biasa. Menurut Wiranto, anugerah akan kita dapatkan karena kita berdo’a meminta kepada Tuhan YME dengan sungguh-sungguh dan bekerja keras. Anugerah adalah kenikmatan yang harus kita bagikan kepada orang lain. “Melalui Hanura kita ajak kader partai untuk terus berbagi kepada orang lain yang membutuhkan,” tegas Wiranto.* (AJ)
Read more!
|
posted by Sugeng Indiarso SH @ 06.35  |
|
|
|
| Saatnya Teriakkan Nurani |
| Sabtu, 20 September 2008 |

Sejarah telah tergores bahwa siapapun yang mengelabuhi nurani, pasti akan roboh dan hancur tanpa bekas, dan tinggalah caci maki menghujat tanpa lantunan do'a, Selagi masih ada waktu bersujudlah
Dimana sebenarnya kebenaran berada ? Dimana kejujuran manusia tersimpan ? Mengapa yang tampak adalah kemunafikan belaka ? Suarakan Nuranimu agar kebenaran segera kembali
Kawan hidup hanya sekali jangan lumuri dengan kemunafikan gema sandi pertanda pasti kan datang.Akhir, dan kematian adalah sebuah awal perjalanan keabadian, satukan tekad kembali pada Hati Nurani
Read more!
|
posted by Sugeng Indiarso SH @ 11.23  |
|
|
|
| SUARA NURANI---- Sebuah Pesan Moral |
|

Dengan semangat kebersamaan, kami mengharap kepada seluruh elemen masyarakat, Untuk bersama mengusung Figur terbaik yang ada di sekitar anda, Dengan mengedepankan Hati Nurani hantar orang orang terpilih… orang orang terbaik… orang yang benar benar mempunyai kepedulian pada permasalahan sosial kemasyarakatan.
Kami mengajak dan memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat untuk menyatukan Visi dan Misi, mengusung figur yang anda dambakan… figur yang dapat diandalkan menjadi wakil rakyat. Wakil yang benar benar mewakili Nurani anda dan masyarakat, yang akan dapat menyalurkan serta mewujudkan aspirasi masyarakat.
Dengan Hati Nurani , kita rubah segala bentuk tatanan kehidupan, tatanan yang sepertinya telah porak poranda oleh sifat dan sikap yang individualistis… sifat materialistis… hanya mementingkan diri sendiri dan tidak pernah peduli dengan keadaan masyarakat.
Dan dengan Nurani kita yang paling dalam, mari kita teriakkan TOLAK segala bentuk pembelian hak…, Hak yang kadang dihargai dengan uang…, Tapi apakah harga itu pantas untuk sebuah pendelegasian wewenang untuk jangka LIMA TAHUN kedepan ?. Mari bersama kita rubah tabiat politik kita… kita gunakan kedaulatan yang memang menjadi hak kita, untuk meraih manfaat yang Insya Allah lebih besar dan benar benar mendasar.
Mari kawan… renungkan… rencanakan… ungkapkan… kita bangkit, dan sampaikan pada seluruh sesepuh desa, pada para kyai, para santri, para alim ulama, pada kaum muda pada kaum wanita, untuk membangun semangat kebersamaan dan mebuang jauh perbedaan. Hingga kita temukan orang orang terbaik dilingkungan kita… bekerja untuk kita dan kembali kepada kita, untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Wakil kita bukan mewakili warna bukan pula mewakili bendera, tapi… wakil kita haruslah mewakili suara nurani … ya Suara Hati Nurani Rakyat. Kalau bukan anda… siapa ??? Dan… Ada hari ini, mengapa harus menunggu esok ? Bawa Figur yang terbaik dilingkungan anda pada kami :
DPC. Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) Jl. Setia Bakti No.17 Pekalongan Tilp 0285-798 6179 atau Hub. Musaat Munaris 0815 690 1414 Sekretaris
Read more!
|
posted by Sugeng Indiarso SH @ 11.16  |
|
|
|
| SERATUS TAHUN SIAPA YANG BANGKIT (Sebuah Keprihatinan anak Negeri) |
|

Seratus tahun kebangkitan didengungkan dibumi pertiwi selama itu pula kita tetap saja terpuruk tanpa daya, cita cita para sesepuh bangsa untuk membangkitkan negeri ini sepertinya tinggal sebuah impian yang tak pernah menjadi nyata. Tiga ratus lima puluh tahun kungkungan penjajah adalah bukti bahwa kita merupakan bangsa yang sulit menyatukan jiwa raga. Satu pejuang mengorbankan hidupnya untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini tapi berpuluh penghianat meluluhlantakan sang pejuang, pantas bila ber-abad kita terpuruk dalam kukungkungan para penjajah.
Dengung Kebangkitan saut bersaut menggema diantara mata nanar para penghianat, sepanjang perjalanan waktu itu kita terbelah dalam pertikaian kepentingan sesaat. Dan merdeka adalah kebebasan bangsa dari belenggu angkara murka para penjarah Negara, namun lebih dari setengah abad gema merdeka berkumandang selama itu pula kita tetap terpaku dalam bingkai perbedaan.
Langkah kaki pendiri bangsa ini terseok seok limbung sarat dengan beban yang tak ringan, sebuah beban untuk mempersatukan berbagi perbedaan, baik bahasa atau adat istiadat, namun dengan sisa sisa tenaga yang ada dan atas kekuatan asa dari sebuah pengharapan… kebebasan itupun terengkuh dalam belaian tangan ibu pertiwi. Merdeka adalah kebebasan… sebuah kebebasan yang mencakup setiap detak nafas kehidupan… bebas yang berarti tidak sulit pangan, tidak sulit sandang, tidak sulit papan juga tidak sulit mendapakan kesempatan.
Merdeka… seakan tinggal sebuah kata tanpa makna, cita luhur pendiri negeri ini sepertinya begitu sulit untuk menjadi sebuah kenyataan, … ya sebuah cita untuk mewujudkan bangsa yang bersatu padu… bangsa yang saling harga menghargai, hormat menghormati sesama untuk kemudian membangun sebuah negeri yang adil makmur sejahtera yang berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa Bagaimana cita cita sesepuh negeri dapat tercapai…. Sedangkan kita para penerus perjuangan hanya bercakar cakaran dalam pertikaian, ya… sebuah peertikaian yang tiada ujung tiada pangkal…, Persatuan tinggalah untuaian kata yang menghiasi lagu lagu perjuangan…. Persatuan sudah terlalu jauh dari detak nafas hidup anak anak bangsa… persatuan sudah lama menghilang dan kemudian berganti dengan keakuan setiap individu yang berujung ketamakan dan kerakusan.
Mengapa kita semua tak juga segera sadar kemudian duduk tafakur dalam renungan panjang, untuk sesegera mungkin berkaca dan melihat bahwa negeri ini perlahan tapi pasti akan hancur oleh kotak kotak perpecahan yang kita ciptakan sendiri. Mengapa… ya mengapa semua menjadi semakin pahit? Karena Nurani telah hilang dari lubuk hati kita sebagai anak negeri, dan tinggalah gumpalan kegelapan dalam arung keangkara murkaan.
Dimana sebenarnya persatuan itu bersembunyi, bersembunyi dari hiruk pikuknya kehidupan ditanah ini, kemana persatuan itu berlari menjauhi setiap hati anak negeri, ya… kapan persatuan itu akan kembali dalam pangkuan ibu pertiwi. Persatuan sepertinya memang telah enggan singgah disini dan yang tersisa hanyalah gaung kepentingan pribadi juga golongan, pemimpin bangsapun selalu mencoba mempertahankan kekuasaan dengan memperkuat perisai diri. Persatuan… adalah kebersamaan, pepatah telah tergores “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh “, Tapi… mengapa kita tetap tak juga peduli ???. Disini pada detik ini dengan mengedepankan Hati Nurani satukan hati, satukan niat, satukan harap, satukan tujuan, satukan tekad, berbuat yang terbaik untuk bangsa ini… Pekalongan, mei 2008
Read more!
|
posted by Sugeng Indiarso SH @ 10.56  |
|
|
|
| Pelantian DPC Hanura Kota Pekalongan, Batang, Kab Pekalongan |
|
Read more!
|
posted by Sugeng Indiarso SH @ 10.47  |
|
|
|
|
|